Dynamic Routing EIGRP

بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamu'alaikum, kali ini saya akan menjelaskan tentang Dinamic routing EIGRP(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). EIGRP adalah protokol routing yang termasuk proprietari Cisco, yang berarti hanya bisa digunakan pada router Cisco saja(Dulunya). Sekarang, sudah menjadi Cisco Open Standard Protocol. Jadi, mungkin sekarang udah bisa dipake buat vendor apa aja.

Routing EIGRP ini, memiliki banyak sekali kelebihan, salah satu kelebihan yang tidak ada pada routing lain adalah satu-satunya protokol routing yang terdapat fitur backup routenya. Jadi, kalau ada perubahan di jaringan, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi/perhitungan ulang untuk menentukan jalur (pertukaran data) terbaik, soalnyakan udah dibackup, jadi tinggal pake aja backupannya. Jadi, ga perlu lama-lama, kalau ada perubahan jaringan.

*oke, langsung saja


Topologi

Topologi
Pertama, buat topologi dan tentukan networknya.
Jangan lupa untuk menuliskan networknya, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah anda dalam mengingat.

Jika anda takut lupa, atau ingin melihat interface yang anda gunakan, centang saja Always Show Port Labels.

Set IP address

Kedua, setting ip address untuk semua device.
Pastikan semua device yang berada dalam satu network dapat saling terhubung satu sama lain. Contoh : Server0 terhubung dengan Router0. Server0 terhubung dengan router0 karena mereka dalam satu network sama, yaitu 111.111.111.0/30.
Network 111.111.111.0/30
Router0
Router0
Supaya Jaringan kita tidak langsung down saat terjadi kerusakan, maka sekarang kita buat interface loopback. Interface ini seperti logical interface yang berguna untuk mempresentasikan sebuah subnet dan untuk testing. Testing inilah yang berguna untuk mengecek saat terjadi kerusakan/masalah pada jaringan.
interface loopack
Kenapa harus di set dengan ip dan prefik 32? Sebenarnya bisa saja kita set ip dengan prefix berapa saja. Namun kali ini, kita membuat interface loopback ini hanya untuk pengetestan, jadi kalau kita menggunakan prefix 24 atau 30 dll, akan ada ip address yang terbuang sia-sia, dan itu sangat disayangkan.

Server0
Server0
Jika sudah anda menyetting ip address pada 2 device yang saling terhubung, sekarang coba anda lakukan test ping, untuk memastikan apakah benar-benar sudah dapat berkomunikasi.
Jangan lupa untuk menyetting gateway pada Server.
Server0 > Router0

Network 11.11.11.0/30
Router0
Router0

Jika anda menggunakan interface serial, jangan lupa untuk menyetting clock ratenya pada interface DCE. Clock rate ini dimaksudkan untuk memaksimalkan proses routing.
clock rate

Router1
Router1
Buat interface loopback lagi.
interface loopback

Test ping lagi.
(Router0 > Router1) & (Router1 > Router0)

Network 12.12.12.0/30
Router1
Router1

Multilayer Switch
MLS
Buat interface loopback lagi.
interface loopback

Test ping lagi.
(Router1 > MLS) & (MLS > Router1)

Network 192.10.10.0/24
Multilayer Switch
MLS

PC0
PC0
Jangan lupa untuk menyetting gateway pada PC. Coba lakukan test ping lagi dari PC.
PC0 > MLS

Konfigurasi Routing EIGRP

Setelah anda menyetting ip address, dan telah memastikan dengan melakukan test ping, sekarang kita konfigurasi routingnya.

Seperti namanya : dinamik, seperti itulah cara kerjanya. Jadi, table routing dalam router, dan MLS (pokoknya semua device yang melakukan routing), akan terisi secara dinamis. Jadi, kita hanya perlu mengisikan table routing pada masing-masing device yang melakukan routing, dengan network yang terkoneksi secara langsung oleh si device. 

Contoh : Router0 yang terkoneksi langsung dengan network 111.111.111.0/30 dan 11.11.11.0/30.
Maka, kita hanya perlu mengisikan table routing pada router0 dengan kedua network itu saja, yaitu 111.111.111.0/30 dan 11.11.11.0/30. Begitu juga dengan Router1(11.11.11.0/30 dan 12.12.12.0/30) dan Multilayer Switch(12.12.12.0/30 dan 192.10.10.0/24).

Apakah semua jaringan bisa terkoneksi dengan seperti itu? Iya, inilah yang disebut dinamik, jika kita menggunakan routing dinamik, maka (seperti yang saya bilang tadi), table routing pada setiap device akan terisi secara dinamik. Jadi, setelah kita mengisi table routing pada sebuah device dengan networknya, maka table routing tersebut akan dikirimkan/dibagikan ke device yang lain(yang melakukan routing yang sama).

Contoh :
Router0 menggunakan dinamik routing EIGRP dan memiliki table routing yang berisi network :
- 111.111.111.0/30
- 11.11.11.0/30

Router1 menggunakan dinamik routing EIGRP dan memiliki table routing yang berisi network :
- 11.11.11.0/30
- 12.12.12.0/30

Jika sudah seperti itu, Router0 dan Router1 akan berbagi table routing. Jadi, table routing pada Router0 akan dibagikan ke Router1 dan begitu pula sebaliknya.
Bagaimana bisa berbagi? lewat mana? Jika anda perhatikan, ada network yang sama di table routing Router0 dan Router1, yaitu 11.11.11.0/30.

Jika sudah seperti itu, maka network tersebutlah yang akan menjadi jalan utama untuk kedua router berbagi table routing.

Sekarang, coba kita test

Router0
Router0
1. Enable Dinamik routing EIGRPnya

Kenapa ada angka 1 di belakang command(perintah)? Angka 1 disebut ASN(Autonomous System Number), ini berguna untuk membedakan atau menyamakan routing EIGRP.
Jadi, kalau ada 2 router yang dikonfigurasi dengan routing eigrp dan angka belakangnya(ASN) sama, maka kedua router tersebut dapat saling berbagi routing table. Namun, jika angkanya berbeda, maka kedua router, akan menganggap bahwa router disebelahnya melakukan routing yang berbeda, dan tidak akan berbagi routing table, walaupun sama-sama EIGRP. Dengan adanya ASN ini, memungkinkan dalam sebuah router, terdapat beberapa konfigurasi routing EIGRP yang berbeda-beda.

2. Daftarkan Networknya
Karena tadi kita telah membuat interface loopback, kita daftarkan juga networknya.

3. Disable/matikan auto summary(ringkasan) pada routingnya.
Auto summary, sesuai namanya, mode ini secara default akan meringkas network yang ada di table routing sesuai dengan kelasnya.
Contoh :
- 192.168.1.8/29 diringkas> 192.168.1.0/24
111.111.111.0/30 diringkas> 111.111.0.0/16
- 1.1.1.1/32 diringkas> 1.0.0.0/8

Jika subnet yang ada pada sebuah jaringan menggunakan subnet yang berbeda-beda seperti diatas, auto summary tidaklah menjadi masalah, namun jika suatu jaringan berskala besar dan menggunakan network berdasarkan perhitungan subnetting, disitulah akan terjadi masalah yang sangat serius.
Jika anda mengerti, silahkan anda bayangkan.

Anda bisa melakukannya dengan menggunakan perintah no auto-summary

Router1
Router1

MLS
MLS

Untuk Multilayer Switch ini, sebelum anda melakukan routing, anda harus mengaktifkan fitur router pada MLS ini, yaitu menghubungkan jaringan yang berbeda. Anda bisa melakukannya dengan menggunakan perintah ip routing.

Sekarang, coba anda lihat table routing pada setiap router dan MLS

Mohon maaf, saya tidak dapat menunjukkan semua hasil pengecekkan table routing, karena akan terlalu banyak gambar disini.

Sekarang, coba anda lakukan test ping dari PC0 ke Server0 dan kesemua ip yang ada.
PC0 > Server0

Dengan begini, anda telah berhasil melakukan routing EIGRP.

+Tambahan
Coba anda perhatikan lagi table routing pada router

Bagi anda yang belum jelas tentang isi dari table routing ini setelah melakukan routing tadi, maka saya akan menjelaskannya sekarang.

1. Setelah kita melakukan dynamic routing tadi(di router0), maka sekarang dalam table routing ada network-network dan dibelakanya terdapat huruf D(dinamik), maksudnya adalah network-network tersebut terdaftar dalam table routing menggunakan dynamic routing.

2. Angka 90 itu adalah administrative distance(AD) yang dimiliki secara default oleh Dynamic routing(berat ya kata-katanya^^). Jadi, administrative distance(AD) ini adalah (sebut saja)angka kepercayaan di table routing. Setiap Routing Protocol memiliki default angka AD(Administrative Distance Value)nya masing-masing.

Contoh penggunaan AD :
Jika, seandainya anda melakukan routing, lalu ada jalur yang menuju tujuan sama, tapi 2 jalur tersebut menggunakan 2 routing protocol yang berbeda. Berarti, untuk sampai ke tujuan tersebut, anda(table routing) harus memilih salah satu jalur tersebut, jalur yang mana yang harus dipilih?
Table Routing akan memilih jalur yang menggunakan routing protocol dengan angkan ADnya yang paling kecil.

Jadi, intinya "Semakin kecil angkanya, semakin dipercaya pula jalur tersebut".

Sekian dari saya, mohon maaf apabila banyak salah, semoga bermanfaat, akhir kata . . .
Wassalamu'alaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentarnya ^^